Agustina, misalnya, wanita 39 tahun ini memiliki jenggot yang tumbuh lebat layaknya pria. Dia sudah mengalaminya semenjak usia 16 tahun. Dia cukup terkejut saat melihat banyak rambut tumbuh di dagunya. Ini membuatya minder dan menjauhi pergaulan di luar rumah.
“Saya 13 tahun enggak keluar kampung karena malu. Tapi kalau sesama warga di kampung enggak malu karena sudah pada tahu,” kata Agustina yang berasal dari Teluk Bintan, Kepulauan Riau, seperti dikutip Bintang Online.
Hanya saja Agustina mendapati keanehan kalau sampai mencukur jenggotnya. Pada suatu waktu dia pernah membabat habis jenggotnya. Namun ternyata dia mengalami haid yang tidak selesai dalam tiga bulan. Setelah itu dia memelihara jenggotnya sampai sekarang.
Hal yang hampir serupa dialami oleh Azizah dari Jakarta. Dia sejak masih duduk di kelas 4 SD sudah merasakan rambut mulai memanjang. Saat lebat biasanya akan dirapikan. Namun setelah sekian lama, Azizah tidak merasa canggung lagi. Dia mulai bisa menerima keadaan fisiknya itu.
“Enggak ada niatan untuk mencukur. Saya merasa enggak berbeda kok sama perempuan-perempuan lain. Secara genetikal juga gak ada yang beda,” tutur Azizah.Inilah fenomena yang ditunjukkan oleh Tuhan. Tidak perlu melakukan diskriminasi terhadap orang-orang yang berbeda fisik dari kebanyakan orang yang dianggap normal.
0 comments:
Post a Comment